Moview Review: POSESIF - From the Motion Sickness to the Emotional Tales

20.35

Siapa yang setuju kalau cinta semasa remaja itu bagaikan popcorn? Banyak letupannya, banyak kejutannya. Termasuk isu romantic-suspanse. Yap! Kekerasan dalam hubungan di kalangan remaja sepertinya bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Namun hal tersebut sering kali luput dari pembahasan. Nah, baru-baru ini ada sebuah film Indonesia yang mengangkat sisi kelam hubungan remaja nih, guys.


Adalah Posesif. Film bergenre Romance ini dibintangi oleh Adipati Dolken (Yudis), Putri Marino (Lala), Grithe Agata (Ega), dan Chicco Kurniawan (Rino). Selain tema ceritanya yang berbeda dari kebanyakan film remaja Indonesia lain, film ini langsung menyabet 10 nominasi
dalam ajang Festival Film Indonesia tahun 2017 di awal pekan peluncuran nya tanggal 26 Oktober lalu.

Sinopsis
Lala, seorang atlet lompat indah hanya tinggal berdua bersama ayahnya yang merangkap sebagai pelatihnya. Ibunya yang sudah lama meninggal juga seorang atlet, dan tak lain menjadi role model di karir Lala. Ayah Lala terus memforsir anaknya untuk latihan keras demi ajang PON. Kemenangan Lala di pesta olahraga tahunan tersebut sebetulnya hanyalah obsesi ayahnya semata. Lala pun tak dapat berbuat banyak, sampai
akhirnya Ia bertemu dengan Yudis. Seorang siswa baru di sekolahnya.


Yudis yang pada awalnya bersikap manis membuat Lala menemukan kebebasan. Mereka pergi ke tempat-tempat yang belum pernah Lala kunjungi sebelumnya. Mereka melakukan hal-hal yang belum pernah Lala
lakukan di hidupnya. Lala yang polos begitu mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-temannya. Pergaulan nya yang baru membuat Lala sering terlambat datang latihan, lompatan nya pun tak seindah dulu. Higga akhirnya sang pelatih memilih kandidat lain di ajang PON. Lala pun mengundurkan diri dari tim.

Keputusan Lala ini justru membuat kehidupan nya semakin tidak terkontrol. Ditambah sikap Yudis yang lambat laun jadi menjijikan. Sifat posesif Yudis semakin berlebihan. Yudis banyak memaksakan
kehendaknya pada Lala. Mulai dari melarang Lala bermain dengan sahabat-sahabatnya, tidak suka Lala diantar orang lain, hingga memaksakan kontak fisik yang membuat Lala tidak nyaman. Tak jarang pula Lala yang notabene adalah kekasihnya menerima jambakan dan pukulan dari sifat emosionalnya Yudis.




Suatu hari, Lala pergi ke rumah Yudis. Secara tidak sengaja, Lala melihat sendiri bagaimana sikap Yudis di rumahnya. Bagaimana ibunya memperlakukan anaknya. Di depan sang ibu, Yudis hanyalah seorang anak yang tak berdaya, yang tak berani membantah setiap perkataan ibunya. Ibunya pun tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun sehingga akan
melakukan segala cara agar Yudis menuruti perintahnya, sama seperti Yudis yang selalu berhasil memaksakan keinginannya pada Lala, bagaimana pun caranya.

Penokohan


Adipati Dolken yang biasa kita kenal dengan karakternya yang manis dan lovable tiba-tiba menjelma menjadi seorang yang “sakit”. Ia memerankan sosok Yudis dengan amat luwes. Aku paham betul bagaimana sulitnya menjadi Yudis yang dianggap sebagai “penjahat” namun dalam dirinya ada jiwa yang terkekang sehingga melampiaskan ke lingkungan sekitarnya. Adapula Putri Milano sebagai Lala. Diawal kemunculan nya Ia sudah begitu menarik perhatian penonton. Ia membawakan karakter Lala dengan sangat sempurna. Cantik, pintar, supel, begitulah Lala. Namun ditengah-tengah, sosok polos dan penurut itu menjelma menjadi gadis "liar" dengan segala kebebasan di otaknya.

2 orang sahabat Lala, Ega dan Rino yang dimainkan oleh Grithe Agata dan Chicco Kurniawan turut melengkapi persahabatan para remaja ini.


Ditambah bumbu pelengkap dari Yayu A.W. Unru sebagai Ayah Lala dan Cut Mini sebagai Mama Yudis. Akting mereka benar-benar membuatku bergidik.
Terlebih Cut Mini, saat sedang “menghabisi” Yudis di kamar. Dan juga Ayah Lala ketika melihat anaknya hancur. Sungguh orang tua mana yang tega melihat anaknya tersakiti? Tak satu pun di dunia ini jawaban nya. Tapi ada satu hal yang agak aku sayangkan. Memang sudah banyak Lala di lingkungan remaja di Indonesia.
Namun ide cerita dari sang sutradara tentang sikap Lala ini sepertinya bukan budaya kita. Membangkan orang tua dan terjun ke pergaulan bebas bukanlah sesuatu yang layak dijadikan contoh bagi generasi muda kita. Sifat Lala yang sudah sangat lovable di awal film dikhawatirkan membawa dampak negatif bagi penonton ketika dia menjelma menjadi sosok Lala yang 180⁰ bertolak belakang di tengah sampai akhir cerita.

Penyutradaraan
Scene demi scene di film ini lebih merujuk ke thiller daripada romance. Sikap keras dan kasar seorang Yudis digambarkan begitu ciamik dengan latar dan situasi yang menggemaskan (kalau menegangkan terlalu kaku ya kesan nya hehehhe). Ditambah kehadiran Cut Mini (Mama Yudis) yang seolah menjadi jawaban atas sikap Yudis selama ini.

Namun tetap masih ada sisi manis dari kehidupan percintaan antar karakternya. Surprise-surprise yang Yudis kasih ke Lala, sikap perhatian dari teman-teman nya, begitu lekat dengan kehidupan kita. Ya, begitulah cara Edwin menyutradarai film ini.

Soundtrack
Moksa dari Pagi Tadi membuka scene awal film ini. Diikuti oleh Dipha Barus ft. Kallula – No One Can Stop Us yang mengantarkan Lala dan Yudis lompat indah berdua dari ketinggian 10 meter. Ada juga Dan - nya
Sheila On 7 yang mereka nyanyikan di dalam mobil dengan sangat manis. Tapi satu yang membuat perasaanku meleleh adalah ketika lagu Sampai Jadi Debu dari Banda Neira diputar. Ketika itu scene dan musiknya benar-benar menguras emosi sampai-sampai aku menetihkan air mata. Overall, soundtrack film ini juara banget deh.



Benang merah yang bisa aku tarik dari film Posesif adalah, run for your life as soon as you can! Nobody, not even your friends or family can save you other than yourself.

You Might Also Like

1 komentar

  1. numpang promote ya min ^^
    Ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook