Gunung Lawu dan Savana nya yang bikin Gagal Move On

21.50


Sebenernya Gunung Lawu nggak masuk ke bucket list ku, dan ngga pernah kepikiran juga buat kesini. Beda sama Merapi atau Merbabu yang aku idam-idamin. Tapi karena ajakan dari para bidadari gunung kesayangan, akhirnya aku join ke Lawu tanggal 6-8 Oktober lalu.

Padang Savana Gunung Lawu


Seperti biasa, dari 1 bulan sebelumnya kita hunting tiket dan bagi-bagi perlengkapan serta logistik yang akan dibawa. Mendekati hari H, sempat ada pergantian beberapa ‘pemain’ karena kesibukan pekerjaan dan atau mood yang naik turun. Alhasil kita berangkat 9 orang dari Jakarta, dan 2 orang dari Solo.

Ganung Lawu itu berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Karanganyar. Jadi yang paling masuk akal dari Jakarta naik bus turun di Terminal Magetan, atau naik kereta turun di Stasiun Solo Jebres/Balapan. Tapi entah kenapa kita malah beli tiket PP ke/dari Stasiun Lempuyangan Jogja. Zzzz

Singkat cerita, malam itu kita pilih kereta keberangkatan Kamis malam jam 22.20. Jam 21.30 aku dan beberapa temanku sudah sampai di Stasiun Pasar Senen. Semua tiket sudah dicetak hari sebelumnya oleh Lapip, salah satu teman kami. Tapi sampai jam 22.00 dia belum juga datang. Kita semua sudah harap-harap cemas ketinggalan kereta. Jam 22.15 belum juga datang. Hp mereka (yang belum datang: Inggit, Lapip, dan Dania) tidak ada yang bisa dihubungi. Kami semakin pesimis. Sampai akhirnya beberapa detik berselang mereka terlihat berlarian dari ujung stasiun, dan kami semua pun bisa boarding tepat 3 menit sebelum kereta berangkat.

9 jam perjalanan tak terasa melelahkan sama sekali. Jadi rombongan penumpang yang paling berisik deh yang pada main Ludo lah, berebut makanan lah, headset, tempat duduk, sampai colokan hp. Memorable banget sih :’)

Setelah sampai Jogja kita langsung beli tiket kereta Prambanan Express atau yang biasa disingkat Pramex dengan harga Rp8000,- aja loohh... Kereta Pramex ini modelnya kaya KRL di Jabodetabek. Bedanya penumpangnya ngga pada berebut tempat duduk kaya di Jakarta. Hahahha.

Ternyata 2 orang teman kami belum kelihatan ketika rombongan kita sudah sampai Solo. Jadi, kita putuskan untuk isi perut dulu pakai menu khas daerah situ dong pastinya. Ngga lama setelah makan nasi liwet Solo, 2 orang teman kami pun datang dan kita memulai perjalanan ke basecamp Gunung Lawu via Candi Cetho.

Tim Pendakian Gunung Lawu 6-8 Oktober


Tepat jam 2 siang kita mulai pendakian. Gunung Lawu ini mempunyai 3 jalur. Pertama via Candi Cetho, Cemoro Sewu, dan Cemoro Kandang. Kali itu kami memilih lintas jalur; berangkat via Candi Cetho, turun via Cemoro Sewu. Memang lebih banyak memakan waktu, tapi kita cari view yang paling keren. Walaupun lama asalkan bersama-sama, lelah jadi ngga terasa. Eeeaaaa :D

Uniknya, dari mulai basecamp sampai pos 1 kita diikutin sama Shiro. Anjing pemilik basecamp Candi Cetho. Setelah dibujuk sama beberapa pendaki yang hendak turun, akhirnya Shiro mau turun. Kasian juga si Shiro dan pemiliknya kalau ngikutin kita sampe puncak turun nya di Cemoro Sewu.
Sekitar jam 5 sore kita sampai di Pos 3 dan menghentikan pendakian. Kita mutusin buat ngecamp disana. Biasanya, tugas cowo-cowo itu diriin tenda, flysheet, dll. Cewe-cewenya yang bikin dapur dan masak-masak. Tapi khusus kali ini cewe-cewe jadi ratu banget. Kita bertiga (Aku, Inggit, dan Meti) dari mulai tenda udah jadi, kita masuk buat ganti baju, bersih-bersih badan, eh keluar-keluar makanan udah pada siap makan. Cowo-cowonya ter uunnhhh banget deh hehehe

Pos 3 Jalur Cemoro Sewu


Ini sih yang selalu kangen naik gunung. Quality time! Bercanda-canda semalam suntuk, api unggunan, kadang makan masakan gagal, main uno, main truth or dare, eh tau-tau udah jam 3 pagi aja. Ah... suasana di gunung itu selalu menyenangkan!

Besok paginya kita melanjutkan perjalanan. Dari Pos 3 ke Pos 4 itu treknya lumayan pedes. Bikin nyesss dengkul. Tapi setelah itu kita ketemu savana yang indaaaaahhhh bangeeeetttt. Hari itu cuaca juga sangat bersahabat. Mataharinya gak malu-malu, Langitnya biru bersih, angin sepoy-sepoy, ah pokonya dari pos 4 sampe pos 5 kita banyak berhenti untuk sekedar foto, masak indomie, lari-larian, sampe tidur di track. Hahaha

Track Menuju Bulak Peperangan


Padang Savana Gunung Lawu yang akan selalu Dirindu

Pos 5 ini adalah pos yang paling bikin nyaman


Masih di Pos 5


Kata salah satu temanku, Lawu ini disebut-sebut sebagai miniaturnya Argopuro. Trek savana, Gupakan Menjangan, sampe Bulak Peperangan bener-bener bikin gagal move on. Kalau beruntung, di Gupakan Menjangan ini kamu bakal nemuin mata air. Tapi kemarin pas aku kesana debit airnya lagi sedikit.

Lanjut jalan terus sampai akhirnya tepat jam 5 sore sampailah kita di Pos Terakhir yakni Warung Mbok Yem yang katanya warung ini adalah warung tertinggi se-Asia. Hal pertama yg kita lakuin adalah makan pecel! Sumpah ini enak banget sih. Makan pecel + teh hangat di depan tungku api itu rasanya.... aaahhhhh pokonya inisih yang bakal paling dikangenin di Lawu :’)

Selfie di depan Warung Legendaris Mbok Yem


Nah dari Warung Mbok Yem ke puncak itu cuma sekitar 20 menit. Akhirnya dengan segala pertimbangan kita summit jam 17.30 sore. Gilasih itu pertama kalinya aku summit sore. Segala perlengkapan mulai dari jaket, buff, headlamp, senter, air minum, sudah kami persiapkan. Sebenernya aku agak pesimis bakal nyampe puncak. Takut keburu gelap malah ga dapet apa-apa. Tapi lagi-lagi Tuhan Maha Asik! Kita nyampe puncak tepat jam 6 sore dengan view yang super bikin merinding. Gradasi warna langit biru, ungu, dan orange, tanpa ada editan sedikitpun.

Sunset di Puncak Gunung Lawu


Malamnya kita bermalam di Warung Mbok Yem. Dan besok paginya kita turun via Cemoro Sewu. Nah, trek ini 90% batu. Bikin dengkul sama jempol kaki nyes banget. Jam 10.30 kita sampai di basecamp Cemoro Sewu. Pendakianpun selesai. Alhamdulillah...

Gunung Lawu jadi satu-satunya gunung yang ngga pernah ada di bucklist ku tapi malah bikin nagih banget. Terima kasih Lawu. Terima kasih teman-teman. Terima kasih Tuhan.




Piknik itu penting, biar hidup Lo gak garing! (y)

You Might Also Like

1 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook